Ini nih the best story dari negeri kawakan jepang yang sampai saat ini masih jadi cerita no.1 yang tak pernah bosan tuk d review.. check it out :)
Cerita tentang Hachiko adalah sebuah kisah
nyata dari jepang yang terjadi pada tahun 1924. Hachiko, anjing ras Akita,
oleh tuannya Ueno Hidesa-buro dibawa pindah ke Tokyo. Ueno adalah profesor
jurusan ilmu pertanian di Universitas Tokyo. Setiap pagi Hachiko selalu berada
di depan pintu rumah mengantar keberangkatan Ueno ke kantor, dan senja harinya
ia berlari ke Stasiun KA Shibuya menyambut kedatangan tuannya dari
kantor. Kebahagiaan dan kebersamaan mereka terus berlangsung hingga 1925.
Pada suatu malam, Ueno ternyata tidak
pulang seperti biasanya, ia mendadak terserangstroke di universitas dan
tidak tertolong lagi. Sejak itu ia tak pernah kembali ke stasiun kereta api di
mana temannya si Hachiko tetap setia menunggu. Sepeninggal Ueno Hidesaburo,
Hachiko dipelihara oleh Kobayashi Kikusaburo, namun Hachiko seringkali
melarikan diri dari rumah Kobayashi dan secara rutin kembali ke tempat
tinggalnya yang lama. Hachiko tidak mengetahui kalau tuannya telah meninggal.
Setelah berkali-kali kecewa, ia mulai menyadari tuannya sudah tak tinggal di
rumah lama itu lagi. Maka ia berlari ke Stasiun Shibuya, karena teringat dahulu
selalu menjemput tuannya pulang dari kantor di tempat itu. Setiap hari, ia
berdiam menanti kedatangan Ueno Hidesaburo, akan tetapi setiap hari ia selalu
pulang dengan kecewa, tak menemukan tuannya diantara kerumunan penumpang.
Hal itu berlangsung selama 10 tahun.
Hachiko selalu muncul tepat waktu di stasiun setiap senja dan menanti KA
merapat di peron. Suatu ketika, seorang murid Ueno Hidesaburo menemukan Hachiko
di stasiun itu dan mengikutinya kembali ke rumah Kobayashi. Dari cerita
Kobayashi ia mengetahui kisah Hachiko. Tak lama kemudian, murid itu
mempublikasikan artikel tentang anjing ras dari Kabupaten Akita dan di dalam
laporan itu tercakup kisah tentang Hachiko. Pada 1932, artikel tersebut dimuat
di sebuah surat kabar terbesar di Tokyo, maka seketika Hachiko mencuri
perhatian seluruh masyarakat Jepang. Kesetiaan terhadap tuannya telah
mengharukan rakyat Jepang. Para guru dan wali murid menjadikan Hachiko sebagai
contoh kesetiaan terhadap keluarga dalam mendidik anak, ia telah mengajarkan
kepada masyarakat mengenai cinta dan kesetiaan tulus yang pantang menyerah.
Mereka menyebutnya “Anjing setia”.
Pada April 1934, warga setempat mendirikan
patung tembaga Hachiko di depan Stasiun Shibuya. Hachiko sendiri juga menghadiri
acara pembukaan patung tersebut. Di kemudian hari, pintu masuk stasiun yang ada
di dekat patung tembaga tersebut dinamakan “Pintu masuk Hachiko”. Hingga
akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1935 tubuh Hachiko ditemukan membujur kaku di
pinggir jalan statsiun Shibuya. Ya, ia sudah tua. Hingga kini, di depan stasiun
Shibuya terdapat sebuah patung Hachiko yang terbuat dari perunggu.
0 comments:
Post a Comment