RSS

Notes at the end of the year


Tak ada maksud lain dalam mengurai tulisan ini hanya sekadar coretan kilasan kisah, coretan motivasi, dan coretan gapaian baru. Detik ini, kurang lebih 336 hari terlewati sudah. Tersadar, belum ada capaian yang “amazing”  teraih hingga di penghujung tahun ini. Karena ternyata kegagalan masih akrab menyapa- ya, gagal. Banyak hal yang telah terlalui, sungguh. Pengalaman yang selalu senantiasa menjadi terapi batin yang selalu berujung dengan pahit. Ku tak lebih baik dari yang telah lalu! namun akan sangat menyakitkan jika hasrat untuk berubahpun tak ada. Memang, Keinginan selalu ada, selalu ada. Namun, tak ada hasil.

Terima kasih yang tak pernah usai untuk Allah-ku yang masih memberi kesempatan bersua dengan kehidupan yang kadang ambigu, kehidupan yang banyak orang menganggapnya keras. Isyaratnya lewat jantung yang selalu berdebar datar, namun kadang  bernada berima karena sesuatu hal. Ku bersyukur masih bisa terperanjak dari mati semu, menikmati embun subuh yang menitikan sejuk di ruang-ruang buram, serta berjumpa dengan mentari dan hujan yang silih berganti. Terima kasih juga untuk orang-orang yang telah berbagi sepenggal kisah, kisah yang baik atau buruk, kisah yang singkat atau lama, atau kisah yang terkenang dan tak mungkin kan kembali. Namun, Ada satu  yang belum tampak, kisah yang tenang dalam penantian, dan tentu masih menjadi rahasia yang mungkin kan abadi sampai saatnya tiba....

Hello to my self!! Still ok?
“Promise that you will be better than the past. Reach your future! Sure that your Allah always beside of you, even wherever you are.. Make it peace with love and happiness”. Aameen~

Gencarkan diri untuk lebih dekat dengan-Nya, berbuat baik ke sesama, lebih semangat, lebih giat, lebih sabar, lebih berbahagia, dan blaa blaa blaaa.. yang penting semua yang baik-baiklah. Intinya, harus lebih baik... Ku kan temui diri yang lebih baik dan minim penyesalan,, inshaAllah.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

-Hachiko Monogatari-

 Ini nih the best story dari negeri kawakan jepang yang sampai saat ini masih jadi cerita no.1 yang tak pernah bosan tuk d review.. check it out :)

Cerita tentang Hachiko adalah sebuah kisah nyata dari jepang yang terjadi pada tahun 1924. Hachiko, anjing ras Akita, oleh tuannya Ueno Hidesa-buro dibawa pindah ke Tokyo. Ueno adalah profesor jurusan ilmu pertanian di Universitas Tokyo. Setiap pagi Hachiko selalu berada di depan pintu rumah mengantar keberangkatan Ueno ke kantor, dan senja harinya ia berlari ke Stasiun KA Shibuya menyambut kedatangan tuannya dari kantor. Kebahagiaan dan kebersamaan mereka terus berlangsung hingga 1925.

Pada suatu malam, Ueno ternyata tidak pulang seperti biasanya, ia mendadak terserangstroke di universitas dan tidak tertolong lagi. Sejak itu ia tak pernah kembali ke stasiun kereta api di mana temannya si Hachiko tetap setia menunggu. Sepeninggal Ueno Hidesaburo, Hachiko dipelihara oleh Kobayashi Kikusaburo, namun Hachiko seringkali melarikan diri dari rumah Kobayashi dan secara rutin kembali ke tempat tinggalnya yang lama. Hachiko tidak mengetahui kalau tuannya telah meninggal. Setelah berkali-kali kecewa, ia mulai menyadari tuannya sudah tak tinggal di rumah lama itu lagi. Maka ia berlari ke Stasiun Shibuya, karena teringat dahulu selalu menjemput tuannya pulang dari kantor di tempat itu. Setiap hari, ia berdiam menanti kedatangan Ueno Hidesaburo, akan tetapi setiap hari ia selalu pulang dengan kecewa, tak menemukan tuannya diantara kerumunan penumpang.

Hal itu berlangsung selama 10 tahun. Hachiko selalu muncul tepat waktu di stasiun setiap senja dan menanti KA merapat di peron. Suatu ketika, seorang murid Ueno Hidesaburo menemukan Hachiko di stasiun itu dan mengikutinya kembali ke rumah Kobayashi. Dari cerita Kobayashi ia mengetahui kisah Hachiko. Tak lama kemudian, murid itu mempublikasikan artikel tentang anjing ras dari Kabupaten Akita dan di dalam laporan itu tercakup kisah tentang Hachiko. Pada 1932, artikel tersebut dimuat di sebuah surat kabar terbesar di Tokyo, maka seketika Hachiko mencuri perhatian seluruh masyarakat Jepang. Kesetiaan terhadap tuannya telah mengharukan rakyat Jepang. Para guru dan wali murid menjadikan Hachiko sebagai contoh kesetiaan terhadap keluarga dalam mendidik anak, ia telah mengajarkan kepada masyarakat mengenai cinta dan kesetiaan tulus yang pantang menyerah. Mereka menyebutnya “Anjing setia”.

Pada April 1934, warga setempat mendirikan patung tembaga Hachiko di depan Stasiun Shibuya. Hachiko sendiri juga menghadiri acara pembukaan patung tersebut. Di kemudian hari, pintu masuk stasiun yang ada di dekat patung tembaga tersebut dinamakan “Pintu masuk Hachiko”. Hingga akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1935 tubuh Hachiko ditemukan membujur kaku di pinggir jalan statsiun Shibuya. Ya, ia sudah tua. Hingga kini, di depan stasiun Shibuya terdapat sebuah patung Hachiko yang terbuat dari perunggu.







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Blogger templates

Blogger news

Powered by Blogger.